Saturday, May 11, 2013

Parameter Kimia Terhadap Perairan dan Fitoplankton (literatur)

Parameter Kimia Terhadap Perairan dan Fitoplankton (literatur)

Dibawah ini adalah beberapa parameter kimia yang saya cari literaturnya langsung saja:



1.      PH
Organisme akuatik dapat hidup dalam suatu perairan yang mepunyai nilai PH dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai asam lemah sampai basa lemah. PH yang ideal bagi kehidupan organisme akuatik pada umumnya berkisar antara 7 sampai 8,5.Kondisi perairan yang bersifat asam maupun basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi.Disamping itu PH yang sangat rendah akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat yang bersifat toksik semakin tinggi yang tentunya akan mengancam kelangsungan hidup organisme akuatik.Sementara PH yang tinggi akan menyebabkan keseimbangan antara ammonium dan ammoniak dalam air akan terganggu, dimana kenaikan PH diatas netralakan meningkat konsentrasi ammoniak yang jga sangat toksik bagi organisme(Barus, 2001 dalam Yazwar, 2008).
Batas toleransi organisme terhadap PH bervariasi tergantung pada suhu, oksigen terlarut, dan kandngan garam-garam ionik suatu perairan.Kebanyakan perairan alami memiliki PH berkisar antara 6-9 . sebagian besar biota perairan sensitif terhadap perubahan PH dan menyukai nilai Phsekitar 7-8,5(Effendi, 2003 dalam).Nilai PH sangat menentukan dominasi fitoplankton. Pada umumnya alga biru lebih menyukai PH netral sampai basa dan respon pertumbuhan negatif terhadap asam(PH<6).Chrysophyta umumnya pada kisaran PH 4,5-8,5 dan pada umumnya diatom pada kisaran PH yang netral akan mengandung keanekaragaman jenisnya(Weitzel, 1979 dalam Wijaya, H.B. 2009)
2.      DO
Kandungan oksigen terlarut merupakan banyaknya oksigen terlarut dalam suatu perairan.Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting di dalam ekosistem perairan, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasibagi sebagian besar organisme air.Kelarutan oksigen di dalam air sangat dipengaruhi terutama oleh suhu.Kelarutan maksimum oksigen di dalam air terdapat pada suhu 0oC, yaitu sebesar 14,16 mg/i O2.Kosentrasi menurun sejalan dengan meningkatnya suhu air.Peningkatan suhu menyebabkan konsentrasi oksigen menurun dan sebaliknya suhu yang semakin rendah meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut(Barus, 2001 dalam Yazwar, 2008).
Sanusi(2004) dalam Yazwar(2008) mengatakan bahwa nilai DO yang berkisar diantara 5,45-7,00 mg/l cukup baik bagi proses kehidupan biota perairan.Barus(2001) dalam Yazwar(2008), menegaskan bahwa nilai oksigen terlarut di perairan sebaiknya berkisar antara 6,3 mg/l, makin rendah nilai DO maka makin tinggi tingkat pencemaran suatu ekosistem perairan tersebut.Untuk menghitung konsentrasi  DO dalam perairan dapat di hitung dengan rumus;
DO= (V ( titran) x N ( titran) x 8 x 1000)/ V Botol titran-4
Dimana:
V( titran)= Volum larutan yang di pakai saat titrasi (ml)
N( titran)= Konsentrasi Na-thiosulfat 0,025 N
V botol DO= Volum bool yang di gunakan untuk menampung sampel
3.      CO2
Istilah karbondioksida bebas atau free CO2 digunakan untuk menjelaskan CO2 yang terlarut dalam air, selain yang berada dalam bentuk terikat sebagi ion bikarbonat(HCO3-) dan ion karbonat(CO32-).CO2 bebas menggambarkan keberadaan gas CO2 diperairan yang membentuk kesetimbangan dengan CO2 di atmosfer.Nilai CO2 yang terukur biasanya berupa CO2 bebas(Effendi 2003)
Karbondioksida sangat diperlukan untukproses fotosintesis yaitu sebagai sumber karbon. Kandungan karbondioksida di setiap kedalaman nilainya selalu menurun. Pada kedalaman 0-2 m nilainya berkisar antara 4,99-6,59, pada kedalaman 2-4 m nilainya berkisar antara 4,39- 6,39 danpada kedalaman 4-6 m nilainya berkisar antara 4,32-5,99 mg/l(S.Y. Srie Rahayu, dkk, 2007)

4.      TOM

Tingginya kadar TOM karena habitat tersebut berupa rawa dan ditumbuhi vegetasi air yang banyak memasok serasah. Pergerakan air yang lemah serta adanya aliran inlet dari Sungai lain, juga menunjang tingginya komponen debu dan liat pada sedimen yang akan banyak menyimpan TOM. Sedimen dengan ukuran partikel lebih halus umumnya memiliki kandungan bahan organik lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran partikel yang lebih besar. Semakin halus tekstur substrat semakin besar kemampuannya menjebak bahan organik (Margonof, 2007 DALAM Siti Aisyah et.al 2010).
Kadar TOM dalam sedimen mencirikan tingkat kesuburan suatu perairan.Kadar TOM <17% ( dari berat kering sedimen) menunjukkan tipe oligotrof, sedangkan kadar TOM >30 % mencirikan type eutrofik(ENTZ, 1977 dalam Lukman, dkk 2008)
5.      AMONIA
Amonia di perairan bersumber dari pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) dan nitrogen anorganik (tumbuhan dan biota perairan yang telah mati) oleh mikroba jamur (proses amonifikasi). Amonia jarang ditemukan pada perairan yang mendapat cukup pasokan oksigen. Kadar amonia di perairan alami biasanya tidak lebih dari 0,1 mg/liter (McNeely et al. 1979 dalam Wijaya,H.B. 2009).
Amonia banyak digunakan dalam proses produksi urea, industri bahan kimia,serta industri bubur kertas. Kadar amonia yang tinggi dapat merupakan indikasi adanya pencemaran bahan organik yang berasal dari limbah domestik, industri, dan limpahan pupuk (run off) pupuk pertanian (Effendi 2003 dalam Wijaya, H.B. 2009).
Efendi (2000) dalam S.Y. Srie Rahayu, dkk(2007) mengatakan bahwa, feses biota akuatik merupakan limbah aktivitas metabolisme yang banyak mengeluarkan amoniak. Pescod(1973) mengatakan bahwa batas toleransi maksimum fitoplankton terhadap kandungan amonia di perairan adalah 0,2 mg/l.

6.      NITRAT
Keberadaan nitrat diperairan sangat dipengaruhi oleh buangan yang dapat berasal dari industri, bahan peledak, pirotekni, dan pemupukan. Secara alamiah kada nitrat biasanya rendah namun kadar nitrat dapat menjadi tinggi sekali dalam air tanah di daerah yang di beri pupuk yang di beri nitrat/ nitrogen(Alaerts,1987) dalam(Yazwar, 2008).
Kadar nitrit di perairan relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi nitrat.Kadar nitrat di perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1 mg/liter.Kadar nitrat yang lebih dari 5 mg/liter menggambarkan terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia. Pada perairan yang menerima limpasan dari daerah pertanian yang banyak mengandung pupuk, kadar nitrat dapat mencapai 1.000 mg/liter (Davis dan Cornwell 1991  dalam Wijaya, H.B. 2009).

7.      ORTHOFOSFAT
Fosfat merupakan unsur yang sangat esensial sebagai bahan nutrien bagi berbagai organisme akuatik.Fosfat merupakan unsur yang penting dalam aktivitas pertukaran energi dari organisme yang di butuhkan dalam jumlah sedikit(mikronutrien), sehingga fosfat berperan sebagi faktor pembatas bagi pertumbuhan organisme. Peningkatan konsentrasi fosfat dalam suatu ekosistem perairan akan meningkatkan pertumbuahan algae dan tumbuhan hewan lainnya secara cepat.Peningkatan yang menyebabkan terjadinya penurunan kadar oksigen terlarut, diikuti dengan timbulnya anaerob yang menghasilkan berbagai senyawa toksik misalnya methan, nitrat, dan belerang(Barus, 2001 dalam Yazwar,2008)
Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan akuatik. Sumber fosfor lebih sedikit dibandingkan dengan sumber nitrogen di perairan dan keberadaan fosfor di perairan alami biasanya relatif sedikit dengan konsentrasi yang relatif kecil dibandingkan nitrogen. Sumber antropogenik fosfor di perairan adalah limbah industri dan domestik, yaitu fosfor yang berasal dari deterjen. Limpasan dari daerah pertanian yang menggunakan pupuk juga memberikan konstribusi yang cukup besar bagi keberadaan fosfor (Effendi 2003 dalam Wijaya,H.B. 2009).

untuk literaturnya apat di download disini: LITERATUR PARAMETER KIMIA



DAFTAR PUSTAKA

Budisma,2010.Kondisi Kualitas Perairan Di sungai Cihideong Kabupaten Bogor,Jawa Barat.Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.IPB.
David Burnie,page 28-29
Dyah Aryulina,dkk.Biologi jilid 1.page 280. http://books.google.co.id
Effendi,H.2003.Telaah Kualitas Air Yogjakarta
Lukman,dkk.2008.Struktur Komunitas Biota Benthik Dan Kaitan dengan Karrakteristik Sedimen Di Danau Limboto, Sulawesi.Oceanologi Dan Limnologi Di Indonesia(2008) (34)(3):479-494 Indonesia(2008)
Siti Aisyaha & Sugiarti,2010.Pendekatan Analisis Multivariat Dalam Menentukan Sebaran Spasial Karakteristik Kualitas Air Dan Substrat Sedimen Di Danau Towuti. Siti Aisyah et al., (2010) 17 (2) : 218-226. Pusat Penelitian Limnologi-LIPI.
S.Y. Srie Rahayu,dkk.2007. Kelimpahan Dan Keanekaragaman Jenis Plankton Secara Stratifikasi di Perairan Keramba Jaring Apung, Waduk Cirata. Ekologia, Vol. 7 No. 2, Oktober 2007 : 9-18. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Sempur, Bogor
Wijaya,H.B.,2009. Komunitas Perifiton Dan Fitoplankton Serta Parameter Fisika-Kimia Perairan Sebagai Penentu Kualitas Air Di Bagian Hulu Sungai Cisadane, Jawa Barat.Skripsi.Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Institut Pertanian Bogor.
Yazwar,2009. Keragaman Plankton Dan Keterkaitannya Dengan Kualitas Air Di Danau Toba.USU e- Repository.

No comments:

Post a Comment

BERKOMENTARLAH YANG BAIK DAN SOPAN