Dibawah ini adalah beberapa parameter kimia yang saya cari literaturnya langsung saja:
Organisme
akuatik dapat hidup dalam suatu perairan yang mepunyai nilai PH dengan kisaran
toleransi antara asam lemah sampai asam lemah sampai basa lemah. PH yang ideal
bagi kehidupan organisme akuatik pada umumnya berkisar antara 7 sampai
8,5.Kondisi perairan yang bersifat asam maupun basa akan membahayakan
kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan
metabolisme dan respirasi.Disamping itu PH yang sangat rendah akan menyebabkan
mobilitas berbagai senyawa logam berat yang bersifat toksik semakin tinggi yang
tentunya akan mengancam kelangsungan hidup organisme akuatik.Sementara PH yang
tinggi akan menyebabkan keseimbangan antara ammonium dan ammoniak dalam air
akan terganggu, dimana kenaikan PH diatas netralakan meningkat konsentrasi
ammoniak yang jga sangat toksik bagi organisme(Barus, 2001 dalam Yazwar, 2008).
Batas
toleransi organisme terhadap PH bervariasi tergantung pada suhu, oksigen
terlarut, dan kandngan garam-garam ionik suatu perairan.Kebanyakan perairan
alami memiliki PH berkisar antara 6-9 . sebagian besar biota perairan sensitif terhadap
perubahan PH dan menyukai nilai Phsekitar 7-8,5(Effendi, 2003 dalam).Nilai PH
sangat menentukan dominasi fitoplankton. Pada umumnya alga biru lebih menyukai
PH netral sampai basa dan respon pertumbuhan negatif terhadap
asam(PH<6).Chrysophyta umumnya pada kisaran PH 4,5-8,5 dan pada umumnya
diatom pada kisaran PH yang netral akan mengandung keanekaragaman
jenisnya(Weitzel, 1979 dalam Wijaya, H.B. 2009)
2.
DO
Kandungan
oksigen terlarut merupakan banyaknya oksigen terlarut dalam suatu
perairan.Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting di dalam
ekosistem perairan, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasibagi
sebagian besar organisme air.Kelarutan oksigen di dalam air sangat dipengaruhi
terutama oleh suhu.Kelarutan maksimum oksigen di dalam air terdapat pada suhu 0oC,
yaitu sebesar 14,16 mg/i O2.Kosentrasi menurun sejalan dengan
meningkatnya suhu air.Peningkatan suhu menyebabkan konsentrasi oksigen menurun
dan sebaliknya suhu yang semakin rendah meningkatkan konsentrasi oksigen
terlarut(Barus, 2001 dalam Yazwar, 2008).
Sanusi(2004)
dalam Yazwar(2008) mengatakan bahwa nilai DO yang berkisar diantara 5,45-7,00
mg/l cukup baik bagi proses kehidupan biota perairan.Barus(2001) dalam
Yazwar(2008), menegaskan bahwa nilai oksigen terlarut di perairan sebaiknya
berkisar antara 6,3 mg/l, makin rendah nilai DO maka makin tinggi tingkat
pencemaran suatu ekosistem perairan tersebut.Untuk menghitung konsentrasi DO dalam perairan dapat di hitung dengan
rumus;
DO= (V ( titran) x N ( titran) x 8 x 1000)/ V Botol
titran-4
Dimana:
V(
titran)= Volum larutan yang di pakai saat titrasi (ml)
N(
titran)= Konsentrasi Na-thiosulfat 0,025 N
V
botol DO= Volum bool yang di gunakan untuk menampung sampel
3.
CO2
Istilah
karbondioksida bebas atau free CO2 digunakan untuk menjelaskan CO2
yang terlarut dalam air, selain yang berada dalam bentuk terikat sebagi ion
bikarbonat(HCO3-) dan ion karbonat(CO32-).CO2
bebas menggambarkan keberadaan gas CO2 diperairan yang membentuk
kesetimbangan dengan CO2 di atmosfer.Nilai CO2 yang
terukur biasanya berupa CO2 bebas(Effendi 2003)
Karbondioksida
sangat diperlukan untukproses fotosintesis yaitu sebagai sumber karbon.
Kandungan karbondioksida di setiap kedalaman nilainya selalu menurun. Pada
kedalaman 0-2 m nilainya berkisar antara 4,99-6,59, pada kedalaman 2-4 m
nilainya berkisar antara 4,39- 6,39 danpada kedalaman 4-6 m nilainya berkisar antara
4,32-5,99 mg/l(S.Y.
Srie Rahayu, dkk, 2007)
4.
TOM
Tingginya kadar
TOM karena habitat tersebut berupa rawa dan ditumbuhi vegetasi air yang banyak
memasok serasah. Pergerakan air yang lemah serta adanya aliran inlet dari Sungai
lain, juga menunjang tingginya komponen debu dan liat pada sedimen yang akan banyak
menyimpan TOM. Sedimen dengan ukuran partikel lebih halus umumnya memiliki
kandungan bahan organik lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran partikel yang
lebih besar. Semakin halus tekstur substrat semakin besar kemampuannya menjebak
bahan organik (Margonof, 2007 DALAM Siti Aisyah et.al 2010).
Kadar TOM dalam
sedimen mencirikan tingkat kesuburan suatu perairan.Kadar TOM <17% ( dari
berat kering sedimen) menunjukkan tipe oligotrof, sedangkan kadar TOM >30 %
mencirikan type eutrofik(ENTZ, 1977 dalam Lukman, dkk 2008)
5.
AMONIA
Amonia
di perairan bersumber dari pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) dan
nitrogen anorganik (tumbuhan dan biota perairan yang telah mati) oleh mikroba
jamur (proses amonifikasi). Amonia jarang ditemukan pada perairan yang mendapat
cukup pasokan oksigen. Kadar amonia di perairan alami biasanya tidak lebih dari
0,1 mg/liter (McNeely et al. 1979 dalam Wijaya,H.B. 2009).
Amonia
banyak digunakan dalam proses produksi urea, industri bahan kimia,serta
industri bubur kertas. Kadar amonia yang tinggi dapat merupakan indikasi adanya
pencemaran bahan organik yang berasal dari limbah domestik, industri, dan
limpahan pupuk (run off) pupuk pertanian (Effendi 2003 dalam Wijaya,
H.B. 2009).
Efendi
(2000) dalam S.Y. Srie Rahayu, dkk(2007) mengatakan bahwa, feses biota
akuatik merupakan limbah aktivitas metabolisme yang banyak mengeluarkan
amoniak. Pescod(1973) mengatakan bahwa batas toleransi maksimum fitoplankton
terhadap kandungan amonia di perairan adalah 0,2 mg/l.
6.
NITRAT
Keberadaan
nitrat diperairan sangat dipengaruhi oleh buangan yang dapat berasal dari
industri, bahan peledak, pirotekni, dan pemupukan. Secara alamiah kada nitrat
biasanya rendah namun kadar nitrat dapat menjadi tinggi sekali dalam air tanah
di daerah yang di beri pupuk yang di beri nitrat/ nitrogen(Alaerts,1987)
dalam(Yazwar, 2008).
Kadar
nitrit di perairan relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi nitrat.Kadar
nitrat di perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1 mg/liter.Kadar
nitrat yang lebih dari 5 mg/liter menggambarkan terjadinya pencemaran
antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia. Pada perairan yang menerima
limpasan dari daerah pertanian yang banyak mengandung pupuk, kadar nitrat dapat
mencapai 1.000 mg/liter (Davis dan Cornwell 1991 dalam Wijaya, H.B. 2009).
7.
ORTHOFOSFAT
Fosfat
merupakan unsur yang sangat esensial sebagai bahan nutrien bagi berbagai
organisme akuatik.Fosfat merupakan unsur yang penting dalam aktivitas
pertukaran energi dari organisme yang di butuhkan dalam jumlah
sedikit(mikronutrien), sehingga fosfat berperan sebagi faktor pembatas bagi
pertumbuhan organisme. Peningkatan konsentrasi fosfat dalam suatu ekosistem
perairan akan meningkatkan pertumbuahan algae dan tumbuhan hewan lainnya secara
cepat.Peningkatan yang menyebabkan terjadinya penurunan kadar oksigen terlarut,
diikuti dengan timbulnya anaerob yang menghasilkan berbagai senyawa toksik
misalnya methan, nitrat, dan belerang(Barus, 2001 dalam Yazwar,2008)
Ortofosfat
merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan
akuatik. Sumber fosfor lebih sedikit dibandingkan dengan sumber nitrogen di
perairan dan keberadaan fosfor di perairan alami biasanya relatif sedikit
dengan konsentrasi yang relatif kecil dibandingkan nitrogen. Sumber
antropogenik fosfor di perairan adalah limbah industri dan domestik, yaitu
fosfor yang berasal dari deterjen. Limpasan dari daerah pertanian yang
menggunakan pupuk juga memberikan konstribusi yang cukup besar bagi keberadaan
fosfor (Effendi 2003 dalam Wijaya,H.B. 2009).
untuk literaturnya apat di download disini: LITERATUR PARAMETER KIMIA
DAFTAR PUSTAKA
Budisma,2010.Kondisi
Kualitas Perairan Di sungai Cihideong Kabupaten Bogor,Jawa Barat.Skripsi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.IPB.
David
Burnie,page 28-29
Dyah Aryulina,dkk.Biologi jilid 1.page 280. http://books.google.co.id
Effendi,H.2003.Telaah Kualitas Air Yogjakarta
Lukman,dkk.2008.Struktur Komunitas Biota
Benthik Dan Kaitan dengan Karrakteristik Sedimen Di Danau Limboto,
Sulawesi.Oceanologi Dan Limnologi Di Indonesia(2008) (34)(3):479-494
Indonesia(2008)
Siti Aisyaha
& Sugiarti,2010.Pendekatan Analisis
Multivariat Dalam Menentukan Sebaran Spasial Karakteristik Kualitas Air Dan
Substrat Sedimen Di Danau Towuti. Siti Aisyah et al., (2010) 17 (2) :
218-226.
Pusat Penelitian Limnologi-LIPI.
S.Y. Srie Rahayu,dkk.2007. Kelimpahan Dan Keanekaragaman Jenis Plankton
Secara Stratifikasi di Perairan Keramba Jaring Apung, Waduk Cirata. Ekologia, Vol. 7 No. 2,
Oktober 2007 : 9-18. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Sempur, Bogor
Wijaya,H.B.,2009. Komunitas Perifiton Dan Fitoplankton Serta Parameter
Fisika-Kimia Perairan Sebagai Penentu Kualitas Air Di Bagian Hulu Sungai
Cisadane, Jawa Barat.Skripsi.Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Institut
Pertanian Bogor.
Yazwar,2009. Keragaman Plankton Dan Keterkaitannya Dengan Kualitas Air Di
Danau Toba.USU e- Repository.
No comments:
Post a Comment
BERKOMENTARLAH YANG BAIK DAN SOPAN