Macam-macam Echo Integrator - Materi Akustik Kelautan
Pada permulaan
diketemukan dan dikembangkannya echo integrator ini hanya “analog echo
integrator” yang berhasil diterapkan dan itupun dengan “single beam system”.
Kemudian dengan semakin majunya teknologi, maka analog echo integrator
ditinggalkan dan lahirlah “digital echo integrator”. Walaupun telah menggunakan
sistem digital tetapi karena belum bisa mengukur in situ target strength secara
langsung dan time” (karena masih menggunakan sistem beam tunggal) maka
ketelitian/ akurasi dan ketepatan pendugaan stok ikan menjadi tidak begitu
tinggi
1. Single beam system
Echo
integrator dengan “single beam acoustic system” ini semula banyak memberikan
harapan, akan tetapi kemudian banyak menimbulkan permasalahan karena hasil
pendugaan stok ikan yang diperolehnya kurang bisa dipertanggungjawabkan. Echo
integrator tipe ini mula-mula dikembangkan di Norwegia, kemudian di
Amerika Serikat, Perancis, dan Jepang.
Akhir-akhir
ini dengan berbagai modifikasi dari echo integrator generasi sebelumnya. Kaijo
Denki (Jepang) mengembangkan digital echo integrator dengan sistem yang mereka
sebut “quasi dual-beam system” (Furusawa et al, 1990), yakni dengan
memanfaatkan dua beam dari dua transducer dengan frequensi yang berbeda (25 dan
100 kHz). Akan tetapi setelah dikaji lebih lanjut dan kembali kepada
prinsip-prinsip dasar dari dual-beam system, maka sebenarnya echo integrator
tersebut masih tetap mengaplikasikan sistem beam tunggal. Selanjutnya walaupun
telah dilengkapi dengan monitor khusus yang bisa diatur sedemikian rupa
sehingga nilai target strength berdasarkan perbedaan warna (dengan ketelitian
1,5 dB), maka tetap tidak bisa menghasilkan nilai in situ target strength yang
sebenarnya dan dengan akurasi yang tinggi.
Dengan demikian, kiranya
single-beam system ini tidak akan mampu bersaing di masa depan, yang dengan
demikian pilihan akan tetap jatuh pada sistem beam yang lebih canggih.
2. Dual-beam system
Dengan
mengkombinasikan dual-beam system untuk mendapatkan in situ target strength dan
digital echo integrator seperti tertera pada Gambar 19, maka dual-beam acoustic
system ini mempunyai suatu keunggulan dalam sistem perolehan dan pemrosesah
data (Burczynski and Johnson, 1986).
Seperti
terlihat pada Gambar tersebut, dengan transducer yang menggunakan
dual-beam yang dioperasikan dengan towed-body (V-fin), maka melalui echo
sounder akan diperoleh echo signal yang kemudian disalurkan ke masing-masing
TVG. Echo signal dari wide beam yang melalui TVG 40 log R + 2αR hanya digunakan
untuk mengukur in situ target strength melalui dual-beam processor. Sedangkan
echo signal yang berasal dari narrow beam dipecah menjadi dua, yang satu masuk
ke TVG = 40 log R + 2αR untuk diproses bersama echo signal dari wide-beam di
dual-beam processor, sedangkan yang satu lagi untuk ke TVG = 20 log R + 2αR
untuk diproses lebih lanjut di echo integrator.
Demikianlah seterusnya,
dari dual-beam processor akan dihasilkan nilai rata-rata in situ target
strength sedangkan dari echo integrator dihasilkan nilai rata-rata SV. Kemudian
dengan micro computer dapat dilakukan penghitungan lebih lanjut
sampai mendapatkan densitas ikan dan kemudian stok/kemelimpahan ikan.
Demikianlah secara ringkas prinsip dari dual-beam acoustic system yang hingga
saat ini memiliki keunggulan komparatif pada portabilits yang tinggi karena
transducer dioperasikan dengan towed body dan sudah tentu jika noise tidak
telalu besar maka ketelitiannya tinggi.
3. Split-beam system
Pada
prinsipnya tidak ada perbedaan yang mendasar dari digital echo integrator yang
digunakan pada split-beam acoustic system ini dengan “dual-beam acoustic
system”. Perbedaannya hanya pada perolehan dan pemrosesan data target strength.
Secara umum sistem perolehan dan pemrosesan data dengan sistem ini adalah
seperti tertera pada Gambar 20.
Sehubungan dengan prinsip kerja dari sistem ini adalah mencari beda fase dari
echo signal yang diterima oleh dua belahan transducer (sebutlah yang satu
adalah port-starboard phase pulse, dan yang satu lagi fore-aft phase pulse),
maka selain dapat mengukur in situ target strength secara akurat juga dapat
mengukur posisi sudut dari masing-masing target yang terletak di dalam beam
(Foote, 1988).
Untuk
sistem perolehan dan pengolahan data yang real time, maka ada baiknya diberikan
penyederhanaan dari sistem yang ada hanya untuk memudahkan pemahaman tentang
bagaimana real-time system tersebut bekerja (lihat Gambar 21 diatas).
4. Quasi ideal-beam system
Dengan
ditemukannya “quasi-ideal-beam” seperti yang telah dijelaskan pada Bab-3, maka
kalibrasi akustik dan pengukuran in situ target strength yang akurat menjadi
kenyataan.
Echo integrator dengan sistem ini seperti pada sistem lainnya, memiliki dua
processor yang terpisah yang memungkinkan nilai SV dan TS untuk frekuensi ganda
dan secara simultan menghitung SV dan TS untuk frekuensi tinggal tertentu
(lihat Gambar 22).
Dalam
perhitungan dengan “SV mode”, SV dan data lain seperti SS (Surface scattering
strength per unit area), S (ratio of the area of the fish echo recorded within
each integration layer), N (density of fish) dan BSV (backscattering strength
of a single fish per unit volume = TS) dapat juga dihitung dan diprint-out
secara bersamaan.
Selanjutnya pada penghitungan dengan “TS mode”, perhitungan dari nilai rata-rata
TS pada masing-masing layer, TS max (maksimum TS), M (total fish density) dan N
(densitas ikan) dapat dihitung dan diprint-out seperti haInya “SV-mode”.
Sebagai tambahan,, disediakan juga “TS distribution mode” yang memperlihatkan
histogram dari distribusi TS atau panjang dari ikan-ikan yang diteliti/
disurvai.
sumber: Materi Akustik Kelautan FPIK UB
sekian materi tentang Macam-macam Echo Integrator -
Materi Akustik Kelautan semoga bermanfaat bagi teman-teman semua
No comments:
Post a Comment
BERKOMENTARLAH YANG BAIK DAN SOPAN