Proposal Praktek Kerja Lapang Cold Storage
1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ikan merupakan makanan yang mudah
mengalami pembusukan. Apalagi di daerah tropis seperti Indonesia yang bersuhu
relatif tinggi.Akan tetapi, umur penyimpanan ikan dapat diperpanjang dengan
penurunan suhu. Bahkan ikan yang dibekukan dapat disimpan sampai beberapa
bulan, sampai saat dibutuhkan ikan dapat dilelehkan dan diolah lebih lanjut
oleh konsumen. Rantai aliran makanan beku atau rantai dingin (cold chain) umumnya
terdiri dari pembekuan, penyimpanan dalam gudang dingin, diangkut dengan mobil
berpendingin (refrigerated truck), dipamerkan dalam lemari dingin di toko
makanan, akhirnya disimpan di dalam freezer lemari es di rumah. Pembekuan ikan berarti menyiapkan ikan
untuk disimpan di dalam suhu rendah cold storage. Seperti pendinginan,
pembekuan dimaksudkan untuk mengawetkan sifat-sifat alami ikan. Pembekuan
menggunakan suhu yang lebih rendah, yaitu jauh di bawah titik beku ikan.
Pembekuan mengubah hampir seluruh kandungan air pada ikan menjadi es, tetapi
pada waktu ikan beku dilelehkan kembali untuk digunakan, keadaan ikan harus
kembali seperti sebelum dibekukan. Ikan-ikan yang dibekukan untuk dikonsumsi
mentah (sashimi) mutlak memerlukan terpeliharanya sifat-sifat ikan segar yang
dibekukan, agar ketika dilelehkan tidak dapat dibedakan dari ikan segar (DKP,
2014).
Pembekuan
dapat mempertahankan rasa dan nilai gizi bahan pangan yang lebih baik daripada
metoda lain, karena pengawetan dengan suhu rendah (pembekuan) dapat menghambat
aktivitas mikroba mencegah terjadinya reaksireaksi kimia dan aktivitas enzim
yang dapat merusak kandungan gizi bahan pangan. Walaupun pembekuan dapat
mereduksi jumlah mikroba yang sangat nyata tetapi tidak dapat mensterilkan
makanan dari mikroba (Frazier, 1977). Menurut Tambunan (1999), pembekuan
berarti pemindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari
cair ke padat, dan merupakan salah satu proses pengawetan yang umum dilakukan
untuk penanganan bahan pangan. Pada proses pembekuan, penurunan suhu akan
menurunkan aktifitas mikroorganisma dan sistem enzim, sehingga mencegah
kerusakan bahan pangan. Selain itu, kristalisasi air akibat pembekuan akan
mengurangi kadar air bahan dalam fase cair di dalam bahan pangan tersebut sehingga
menghambat pertumbuhan mikroba atau aktivitas sekunder enzim.
Proses
pembekuan terjadi secara bertahap dari permukaan sampai pusat bahan. Pada
pemukaan bahan, pembekuan berlangsung cepat sedangkan pada bagian yang lebih
dalam, proses pembekuan berlangsung lambat (Brennan, 1981). Pada awal proses
pembekuan, terjadi fase precooling dimana suhu bahan diturunkan dari suhu awal
ke suhu titik beku. Pada tahap ini semua kandungan air bahan berada pada
keadaan cair (Holdworth, 1968). Setelah tahap precooling terjadi tahap
perubahan fase, pada tahap ini terjadi pembentukan kristal es (Heldman dan
Singh, 1981).
1.2
Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari
Praktek Kerja Magang ini yaitu untuk menambah pengetahuan, keterampilan, serta
wawasan kerja di Tempat Pembekuan Ikan (Cold
Storage) Balai Besar
Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI) Semarang, Jawa Tengah.
1.2.2
Tujuan
Adapun tujuan
dari Praktek Kerja Magang (PKM) ini antara lain sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui sistem pengoperasian pembekuan ikan (Cold Storage) di Kapal Latih KM.
Trevally Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan
(BBPPI) Semarang, Jawa Tengah.
2. Untuk
mengetahui tahapan proses pembekuan ikan (Cold Storage) di Kapal Latih KM.
Trevally Balai Besar
Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI) Semarang, Jawa Tengah.
3. Untuk mengetahui sistem
pengoperasian dengan pengontrol alat pembekuan ikan (Cold Storage) di Kapal Latih KM.
Trevally Balai Besar
Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI) Semarang, Jawa Tengah.
4. Untuk mengetahui masalah atau kendala yang
dihadapi serta solusi dalam pengoperasian mesin Cold
Storage di Kapal Latih KM. Trevally Balai Besar Pengembangan Penangkapan
Ikan (BBPPI) Semarang, Jawa Tengah.
1.3 Kegunaan
Kegunaan dari praktek kerja magang ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa, sebagai informasi dan
diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan, pengetahuan serta keterampilan
secara teknis bagi mahasiswa tentang sistem pengoperasian dan
perawatan mesin pembekuan ikan (Cold Storage), serta tahapan proses pembekuan
ikan.
2. Bagi nelayan, sebagai bahan informasi
tentang pemanfaatan sumberdaya ikan yang berorientasi pada kelestarian dan
pemanfaatan sumberdaya perikanan berkelanjutan yang bertanggung jawab sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
3. Bagi instansi terkait, sebagai bahan
informasi dan acuan untuk mensosialisasikan kinerja yang telah dilakukan kepada
semua pihak agar tercipta sikap saling mendukung diantara semua pihak demi
tujuan yang akan dicapai.
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Praktek Kerja Magang ini akan dilaksanakan
di Tempat pembekuan ikan (Cold Storage) Balai
Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI) Semarang, Jawa Tengah., Jawa Tengah
pada 1 Agustus – 31 Agutus 2015. Adapun jadwal pelaksanaan Praktek Kerja Magang dapat
dilihat pada tabel 1.
No
|
Kegiatan
|
Bulan
|
||||||
April
|
Mei
|
Juni
|
Juli
|
Agst
|
Sept
|
Okt
|
||
1
|
Pengajuan
Judul dan Penyusunan Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Survei
dan Perizinan Tempat
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Pelaksanaan
Magang
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Penyusunan
Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
2. MATERI DAN METODOLOGI
2.1 Teknik
Pengambilan Data
Dalam
Praktek Kerja Magang (PKM) ini menggunakan dua metode atau teknik mengumpulkan
data, yaitu dengan menggunakan metode primer dan sekunder.
2.1.1 Metode
Primer
Data
primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dari
tempat yang akan diteliti baik melalui observasi, Wawancara secara langsung
maupun dengan cara dokumentasi. Hal ini sesuai yang diungkapkan Kartini, H.,
(2013) bahwa data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari
sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini
subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu
benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian.
2.1.1.1 Metode Pengamatan/Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pengambilan data
secara langsung pada suatu obyek tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat Aedi,
N. (2010), bahwa observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan
perhatian terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk
mendapatkan data. Jadi observasi merupakan pengamatan langsung dengan
menggunakan penglihatan, penciuman,pendengaran, perabaan, atau kalau perlu
dengan pengecapan. Instrumen yang digunakan dalam observasi dapat berupa pedoman
pengamatan, tes, kuesioner, rekaman gambar, dan rekaman suara. Instrumen
observasi yang berupa pedoman pengamatan, biasa digunakan dalam observasi
sitematis dimana si pelaku observasi bekerja sesuai dengan pedoman yang telah
dibuat. Pedoman tersebut berisi daftar jenis kegiatan yang kemungkinan terjadi
atau kegiatan yang akan diamati.
Observasi atau pengamatan kegiatan yaitu setiap kegiatan untuk
melakukan pengukuran, pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang
berarti tidak mengjukan pertanyaan-pertanyaan. Keuntungan observasi yaitu data
yang diperoleh adalah data yang segar, keabsahan alat ukur dapat diketahui
secara langsung. Sedangkan kerugian observasi untuk memperoleh data yang
diharapkan, maka pengamat harus menunggu dan mengamati sampai tingkah laku yang
diharapkan terjadi dan beberapa tingkah laku, bahkan bisa membahayakan jika
diamati (Natalia, G., 2012).
2.1.1.2
Metode Wawancara
Untuk memperoleh data yang lebih akurat maka penulis
menggunakan metode pertanyaan atau wawancara. Metode wawancara merupakan metode
atau cara untuk mengambil suatu data dengan pengajuan pertanyaan secara
langsung dengan responden, hal ini sesuai dengan yang dikatakan Prabowo (1996)
dalam Febriani, R. A. (2013) bahwa wawancara adalah metode pengambilan data
dengan cara menanyakan sesuatu kepada seorang narasumber,caranya adalah dengan
bercakap-cakap secara langsung atau bertatap muka.
2.1.1.3
Metode Dokumentasi
Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden, dan
jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam. Kelebihan
wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa membaca dan menulis,
jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera menjelaskannya,
wawancara dapat mengecek kebenaran jawaban responden dengan mengajukan
pertanyaan pembanding, atau dengan melihat wajah atau gerak-gerik responden.
Sedangkan kelemahan wawancara yaitu wawancara memerlukan biaya yang sangat
untuk perjalanan dan uang harian pengumpulan data (Natalia, G., 2012).
Metode
dokumentasi merupakan metode atau cara pengambilan data dari tulisan maupun
foto gambar yang merupakan bentuk kegiatan atau kejadian yang sudah terjadi,
sesuai pernyataan Sugiono (2013) dalam Raharjo, S. (2013) bahwa dokumentasi
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk
tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan,
kebijakan dan lain-lain.
Keuntungan studi dokumentasi adalah studi dokumentasi
dapat memberikan jalan untuk melakukan penelitian yang sukar, studi dokumentasi
tidak dilakukan secara langsung dengan orang, maka data yang diperlukan tidak
terpengaruh oleh kehadiran peneliti atau pengumpulan data, analisis
longitudinal, menjangkau jauh ke masa lalu, dengan dokumen-dokumen yang
tersedia, teknik ini memungkinkan untuk mengambil sampel yang lebih besar
karena biaya yang diperlukan relatif kecil (Natalia, G., 2012).
2.1.1.4
Partisipasi aktif
Partisipasi aktif ini menyangkut kegiatan
inspeksi,pemeliharaan dan perawatan yang akan di laksanakan dan di kerjakan
oleh mahasiswa terkait di bantu dengan pihak intansi atau pegawai.
2.1.2 Metode
Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak
lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya. Data
sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah
tersedia (Azwar, 2010). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau
laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang
dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
Data Sekunder adalah data normatif terutama yang
bersumber dari perundang-undangan. Dimana data sekunder meliputi skema dan
prosedur perizinan penyelenggaraan reklame, jurnal-jurnal, dan artikel-artikel
yang relevan terhadap masalah tersebut (Bandi, A., 2012).
Proposal Praktek Kerja Lapang Cold Storage
Proposal Praktek Kerja Lapang Cold Storage
Proposal Praktek Kerja Lapang Cold Storage
No comments:
Post a Comment
BERKOMENTARLAH YANG BAIK DAN SOPAN