Wednesday, June 26, 2013

Makalah hakikat manusia sebagai objek dan subjek lingkungan

Makalah hakikat manusia sebagai objek dan subjek lingkungan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan salah satu makhluk ciptaan Tuhan YME yang paling unik. Manusia mempunyai akal sehat yang yang berpotensi untuk mengetahui, memahami, mencermati, bahkan atas izin-Nya mampu menguasai alam semesta. Di dalam lingkungan, manusia mempunyai dua posisi, yaitu sebagai objek sekaligus sebagai subjek. Manusia sebagai objek lingkungan berarti manusia dikendalikan oleh lingkungan. Sedangkan manusia sebagai subjek lingkungan berarti manusia memiliki kemampuan untuk mengendalikan lingkungan, memanipulasi dan mengeksploitasi lingkungan. Dalam perannya sebagai subjek lingkungan, manusia diharapkan mampu melakukan pengelolaan lingkungan. Apabila manusia mampu mengelola lingkungan dengan baik, maka upaya pemanfaatan lingkungan yang dilakukan oleh manusia tidak akan mengganggu keseimbangan lingkungan itu sendiri.Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk individu yang juga makhluk sosial, dan makhluk budaya harus mengembangkan apa yang disebut dengan etika lingkungan.

Saturday, June 15, 2013

Keluarga mahasiswa ngapak di malang ( Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, kebumen)

Keluarga mahasiswa ngapak di malang ( Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, kebumen)

assalamu'alaikum wr.wb



sugeng sonten para sedulur kabeh, kepripun kabare. apik-apik bae mbok lah.. amiin lah ya.. 
wengi kiye enyong agep gawe postingan tentang keluarga mahasiswa ngapak sing Kuliah nang daerah malang se karesidenan Banyumas lah sing jenengane BARLINGMASCAKEP ya mbok Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, kebumen, sing bahasane ngapak.

Tuesday, June 11, 2013

MATERI KULIAH: EKOSISTEM INTERTIDAL

MATERI KULIAH: EKOSISTEM INTERTIDAL


Ekosistem pasang surut (intertidal) merupakan daerah sempit, terletak di antara pasang tertinggi dan surut terendah. Meskipun demikian variasi faktor lingkungan sangat lebar dan keragaman organismenya tinggi.
Fenomena pasang surut mengharuskan organisme yang hidup di ekosistem ini mengembangkan pola adaptasi terhadap kehilangan air, keseimbangan panas, tekanan mekanik dan tingkah laku.
Berdasarkan substratnya, ekosistem ini dapat dibedakan antara lain pantai berbatu, berpasir dan berlumpur. Zonasi organismenya berbeda, karena faktor abiotiknya yang berbeda. Pantai berbatu mempunyai topografi beragam karena adanya celah, kemiringan, kelembaban dan genangan pasang. Pantai berpasir gerakan ombak dominan, substratnya labil dan kandungan oksigen dalam substrat dapat menjadi faktor pembatas, sumber produsen utama dari rantai makanan adalah plankton dan debris. Pantai berlumpur, kondisi anaerobik tersebar merata di dalam sedimen dan organisme secara khas beradaptasi dengan cara membuat liang, sumber produsen utama dari rantai makanan adalah diatom dan detritus.

1.       PENDAHULUAN
·         Kawasan pasang surut (intertidal) merupakan daerah sempit, terletak di antara air pasang dan air  surut. Kawasan ini merupakan bagian dari laut yang paling banyak dikenal dan dipelajari karena sangat mudah dicapai. Di daerah ini penelitian terhadap organisme perairan dapat dilaksanakan secara langsung selama periode air surut, tanpa memerlukan peralatan khusus (Gambar 1).
·         Meskipun kawasan ini sempit dan terbatas, tetapi mempunyai variasi faktor lingkungan terbesar dibandingkan dengan kawasan laut lainnya. Variasi faktor lingkungan dapat terjadi di daerah yang hanya berjarak beberapa sentimeter saja. Selain itu, kawasan ini mempunyai keragaman organisme yang lebih besar dibandingkan di kawasan subtidal yang luas.


1.1.   Pasang Surut


Pasang surut adalah naik turunnya permukaan iar aut secara periodiK selama suatu interval waktu tertentu. Pasang surut dalam satu hari ‘lunar’ yang terdiri dari (1) satu pasang naik dan satu pasang turun disebut pasang surut diurnal, (2) dua pasang naik dan dua pasang turun disebut pasang surut semidiurnal, dan (3) campuran diurnal dan semidiurnal disebut pasang surut campuran (Gambar 2). Ketinggian pasang naik dan pasang turun bervariasi dari hari ke hari mengikuri perubahan posisi relatif antara matahari dan bulan, masing – masing membentuk posisi sejajar dan sudut 90o bergantian setiap 14 hari.
Pengaruh pasang surut terhadap komunitas organisme intertidal adalah yang menyebabkannya terkena udara terbuka secara periodik dengan kisaran parameter fisik yang cukup lebar. Oleh karena itu organisme intertidal memerlukan adaptasi khusus  agar dapat menempati zona ini.
Kombinasi antara pasang surut dengan waktu dapat menimbulkan dua akibat langsung terhadap kehadiran dan organisasi komunitas intertidal.
1)       Perbedaan waktu relatif antara lamanya suatu daerah tertentu di intertidal berada di udara terbuka dengan lamanya terendam air, mempengaruhi (1) organisme dalam menghadapi suhu letal atau kehilangan air di luar batas kemampuannya, (2) kesempatan organisme untuk mencari makan, (3) penyebaran organisme.
2)       Waktu zona intertidal berada di udara terbuka. Di daerah tropik, pasang-turun hanya terjadi pada waktu hari sudah gelap (malam hari, dini hari, petang hari), maka flora fauna menghadapi suhu yang lebih rendah dan kehilangan lebih sedikit air, akibatnya keragaman organisme lebih tinggi dibandingkan di daerah dimana pasang-turun terjadi pada siang hari.
3)       Keteraturan pasang surut menimbulkan irama tertentu dalam kegiatan organisme pantai, misalnya pemijahan dan mencari makan.

1.2.   Suhu

1)             Suhu mempunyai kisaran yang lebar, dapat melebihi batas toleransi organisme laut, dan dapat menyebabkan kematian.
2)             Kenaikan suhu menyebabkan organisme banyak kehilangan kandungan air, dan menyebabkan kematian.

1.3.   Ombak

1)    Pengaruhnya secara mekanik adalah menghancurkan dan menghanyutkan materi.
2)             Memperluas batas zona pasang surut.
3)             Mencampur dan mengaduk gas atmosfer ke dalam laut, menyebabkan kandungan oksigen terlarut naik.
4)             Mengaduk substrat, menjadi keruh dan penetrasi sinar matahari dapat berkurang.

1.4.   Salinitas

1)       Waktu surut jika ada aliran / genangan air akibat hujan lebat, maka salinitas akan turun dengan drastic, organism dapat mengalami kematian.
2)       Di kawasan yang menampung air laut ketika pasang turun, daerah ini  jika hujan turun salinitas akan turun, dan jika terjadi penguapan yang tinggi pada saing hari, salinitas akan naik.
 

Sunday, June 9, 2013

Ekosistem laut MATERI KULIAH


Ekosistem laut


Ekosistem laut dibedakan atas:

1. Pesisir:

   - pantai   - estuari,

   - terumbu karang

2. lautan
 

1. Ekosistem pesisir 


Definisi dan Pengertian wilayah pesisir

Apakah Pesisir sama dengan pantai?

Pengertian dari segi bahasa:

n  Coast                      : Pesisir, pantai

Friday, June 7, 2013

MATERI KULIAH: Terumbu karang

MATERI KULIAH: Terumbu karang



1.             BATASAN
Terumbu karang adalah endapan masif kalsium karbonat yang dihasilkan oleh karang hermatipic.
Karang adalah hewan tidak bertulang belakang yang termasuk dalam Filum Coelenterata (hewan berrongga) atau Cnidaria, dari Ordo Scleractinia.
Satu individu karang atau disebut polip karang memiliki ukuran yang bervariasi antara 1 mm – 50 cm, umumnya polip karang koloni berukuran kecil, sementara polip dengan ukuran besar dijumpai pada karang yang soliter.

2.             ANATOMI KARANG
Karang merupakan hewan berbentuk tabling atau disebut polip memiliki bagian-bagian tubuh terdiri dari
1)             Mulut yang berfungsi juga sebagai anus, dikelilingi oleh tentakel yang berfungsi untuk